Bulan Ramadhan: Tarbiyah Pribadi Sempurna
Wartaislam.com - Surya Darma Ali
Menteri Agama RI
Bulan Ramadhan adalah bulan yang memiliki makna penting dalam
kehidupan umat Islam. Tidak hanya menjadi sarana meningkatkan ibadah
kepada Allah Swt., tapi juga harus menjadi jalan untuk mampu
meningkatkan kontribusi tiap pribadi yang lebih baik dalam mengemban
tugasnya sebagai hamba yang bermanfaat bagi yang lainnya.
Demikian dikatakan Menteri Agama, Suryadharma Ali, saat ditemui Tim Percikan Iman di Hotel Grand Royal Panghegar, Bandung. Dengan melaksanakan ibadah hablul minannas dan hablul minallah dengan baik dan benar sebagaimana yang diajarkan Islam, Insya Allah, umat bisa menebarkan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin.
Diingatkan Suryadharma Ali, sebagai bulan tarbiyah yang agung, kita
perlu merenungkan segala keutamaan dan tujuan menjalani puasa agar
segala ibadah yang diajalani semata-mata untuk meraih rahmat dan
pahala-Nya. Betapa ruginya kita, apabila melaksanakan ibadah puasa
hanya menjalankan ritual saja tanpa didasari keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah Swt.
Bila dilihat dari keterangan Al-Quran. diwajibkannya puasa atas umat Islam mempunyai hikmah yang sangat luar biasa, yakni mengamalkan ketakwaan kepada Allah Swt., sesuai dengan kandungan surat al-Baqarah ayat 183, “Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kalain bertakwa.”
Dalam ayat lain dijelaskan, surat Al-Baqarah ayat 185 :“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan tersebut, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu”.
Melalui ayat ini, kita diberi pemahaman atas keutamaan puasa
diwajibkan di bulan Ramadhan. Allah Swt. mengisyaratkan hikmah puasa
bulan Ramadhan, yaitu karena Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah
dan yang diistimewakan Allah dengan menurunkan segala rahmat dan
kenikmatan terbesar di dalamnya, yaitu Al-Qur’an yang menjadi pedoman
manusia dalam mengarungi kehidupan di jalan yang lurus.
Bulan Ramadhan adalah tamu agung yang Allah telah memuliakannya di
banding bulan-bulan lainnya. Dari Ubadah bin Ash-Shamit, bahwa
Rasulullah Saw pada suatu hari, ketika Ramadhan telah tiba- bersabda:
Ramadhan telah datang kepada kalian, bulan yang penuh berkah, pada
bulan itu Allah swt memberikan naungan-Nya kepada kalian. Dia turunkan
Rahmat-Nya, Dia hapuskan kesalahan-kesalahan, dan Dia kabulkan do’a.
pada bulan itu Allah swt akan melihat kalian berpacu melakukan
kebaikan. Para malaikat berbangga dengan kalian, dan perlihatkanlah
kebaikan diri kalian kepada Allah. Sesungguhnya orang yang celaka
adalah orang yang pada bulan itu tidak mendapat Rahmat Allah swt”. (HR
Ath-Thabarani).
Di bulan Ramadhan, semua pahala dilipatgandakan dan ttempatnya
dosa-dosa diampuni-Nya. Tapi tentu dengan syarat menjalankan ibadah
ramadhan dengan sungguh-sungguh dan dan dilaksanakan dengan penuh
keikhlasan dan hanya berharap rahmat-Nya semata. Dengan begitu kata
Suryadharma Ali, umat Islam hendaknya dapat memanfaatkan bulan Ramadhan
ini dengan sebaik-baiknya agar kita menjadi pribadi sempurna.
Pribadi Sempurna yang Bermanfaat
Pribadi sempurna adalah pribadi yang mampu menjalankan hablul
minannas dan hablul minallah. Dengan begitu, tarbiyah Ramadhan
diharapkan menjadi sarana awal kembali untuk merajut kebersamaan dan
meningkatkan kepedulian sebagaimana dalam konsep hablul minannasi yang
mampu menjawab persoalan umat.
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa umat Islam sekarang tengah mengalami beberapa persoalan. Baik persoalan yang berkaitan dengan akidah, kesejahteraan maupun dekradasi moral. Semua elemen bangsa ikut prihatin melihat kondisi seperti ini. Melalui tarbiyah ramadhan ini, hubungan antara Negara dan rakyat, ulama dan umat, Islam dan kehidupan berbangsa dan bernegara bisa dijalani sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dalam kehidupan umat dan bernegara, kita semua perlu memposisikan
ulama ke tempat yang agung sebagai penerus Rasul Saw. dalam
menyampaikan dakwah, memberikan pencerahan dan penerangan kepada umat.
Kita harus menghargai peran dan fungsi ulama baik di tengah majelis
maupun dalam pemerintahan.
Peran dan fungsi ulama dalam membangun bangsa ini sangat diperlukan. Kontribusi alim ulama sangat strategis untuk menyelesaikan persoalan kehidupan umat dan bangsa ini. Dengan begitu, ukhuwah Islamiyah sebagai landasan dasar mendukung peran ulama sangat diperlukan. Bila alim ulama, umat dan pemerintah bersatu dan memiliki visi yang sama dalam mebangun bangsa, Insya Allah, Indonesia ke depan akan lebih maju dan lebih baik sebagaimana yang diharapkan semua pihak.
Melalui pribadi sempurna, sebagaimana yang diteladankan Rasul Saw. hubungan antar individu, antar generasi, antar lembaga dan antar agama bisa berjalan sesuai dengan baik. Kontribusi pribadi sempurna dalam kehidupan sosial, bernegara dan berbangsa akan mampu melahirkan kondisi yang aman, damai dan sejahtera.
Sebagai pribadi sempurna, Nabi Muhammad Saw. adalah tokoh besar pemimpin Umat dan dunia lima belas abad yang lalu,. Di mana beliau menjadi uswatun hasanah (teladan yang baik) bagi umatnya hingga hari ini. Syariatnya, baik yang disampaikan Al Quran maupun Sunnah merupakan ajaran-ajaran kongkret untuk diamalkan dalam perilaku sehari-hari dan terus sesuai dengan jaman sampai hari akhir.
Rasul Saw. diutus dengan mengemban tugas suci liutamimma makaarimal akhlaq (menyempurnakan akhlak manusia). Dalam mengawali tugas besar beliau, pertama-tama yang ditanamkan adalah nilai-nilai tauhid atau keimanan untuk membebaskan dari kesesatan. Selanjutnya, dari keimanan itu lahirlah amal saleh, menuju nilai-nilai Islam yang sarat dengan kemajuan peradaban dan pembebasan dari nilai-nilai kejahiliyahan.
Dalam momen bulan Ramadhan ini, tepat kiranya apabila tiap individu
yang tengah ditarbiyah oleh Allah Swt. melalui pengendalian hawa nafsu
dan peningkatan ibadah dan bermualamah agar ham-hamba-Nya menjadi sosok
pribadi sempurna sebagaimana yang diteladankan Rasul-Nya.
Hal tersebut sesuai dengan firman Allah Swt. “Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak mengingat Allah”. (Al-Ahzab: 21). Allah memberikan
arahan dan bimbingan bagi tiap pribadi untuk senantiasa mencontoh
Rasulullah Saw. dan menjadikannya sebagai teladan dalam segala aspek
kehidupan, baik itu dalam hal ibadah, bermuamalah, dalam kehidupan
bermasyarakat atau berbangsa dan bernegara.
Apa yang dipraktikkan Rasulullah Saw. dalam sehari-hari merupakan
ajaran-ajaran Al-Qur''an serta mencirikan makna sejati Islam. Keluhuran
akhlak dan budi pekerti beliau tidak hanya diakui orang sezaman
dengannya, tapi juga oleh generasi sesudahnya, termasuk non-Muslim.
Bahkan Allah Swt. menyebut beliau sebagai pemilik akhlak yang agung (QS
al-Qalam [68]: 4) dan teladan yang baik (QS al-Ahzab [33]: 21).
Pribadi sempurna yang ditampilkan Rasulullah Saw. adalah kunci
keberhasilan umat dalam menjalani berbagai aspek kehidupan. Setelah
pribadi muslim telah baik dalam ibadahnya kepada Allah Swt, begitu baik
dalam bermuamalah kepada sesamanya, diwajibkan juga untuk memiliki
sikap yang baik kepada umat non-muslim.
Dalam wasiat Nabi Muhammad Saw. kepada Mua’dz bin Jabal
radhiyallâhu'anhu. Beliau bersabda: “Dan pergaulilah manusia dengan
akhlak yang baik”. (H.R. Tirmidzi). Maka dalam kehidupan social,
berbangsa dan bernagara. Rasul Saw. tidak pernah menunjukkan akhlak
yang buruk kepada non-muslim, selama bukan urusan akidah. Wajib umat
Islam memperlakukan non muslim dengan baik dan lembut.
Akhirnya. Kepada umat Islam, selamat menunaikan ibadah puasa
Ramdahan. Insya Allah, umat Islam di seluruh Indonesia bisa
melaksanakan segala ibadah dan beramal shaleh dengan khusyuk, dan
segala amal ibadah di bulan Ramadhan ini dapat diterima oleh Allah Swt.
Semoga melalui tarbiyah ramadhan ini, umat Islam menjadi sosok
pribadi-pribadi sempurna dan bias berkontribusi lebih baik untuk
kemashlahatan masyarakat dan bangsa.
Bagi umat beragama non muslim, semoga dapat menghargai
saudara-saudara kita yang tengah menjalankan ibadah puasa. Semoga
kehidupan umat beragama yang saling menghormati dan menghargai satu
sama lain terus hidup dalam kehidupan berberbangsa dan bernegara.
Sehingga bangsa Indonesia tetap berada dalam kehidupan yang damai dan
sejahtera. Amien.***(Disarikan dari wawancara/WI-004).
sumber :http://www.wartaislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2567:bulan-ramadhan-tarbiyah-pribadi-sempurna&catid=1:internasional&Itemid=509
Tidak ada komentar:
Posting Komentar